Info

4 Ciri Kehidupan Pernikahan Tidak Bahagia, Jangan Abaikan Tanda Bahaya yang Sering Muncul

Suara.com – Setiap pernikahan akan sampai pada titik di mana ada sesuatu yang membuat Anda tidak puas atau tidak bahagia. Jika dibiarkan, ketidakbahagiaan ini pada akhirnya dapat menyebabkan masalah rumah tangga yang lebih kompleks.

Untuk itulah kita perlu mengetahui apa saja ciri-ciri kehidupan pernikahan yang tidak bahagia. Dengan begitu, Anda bisa mulai mencari solusi. Dilaporkan dari Waktu IndiaBerikut adalah beberapa tanda pernikahan yang tidak bahagia.

Tidak berhenti saling mengkritik

Jika Anda dan pasangan selalu sibuk mengkritik dan saling menyalahkan dalam setiap pertengkaran yang memanas, ketahuilah bahwa ini adalah tanda bahwa Anda berdua berada dalam pernikahan yang tidak bahagia.

Baca juga:
4 Tips Ampuh Untuk Menyembuhkan Diri Setelah Putus Dari Pasangan Beracun

Ilustrasi pasangan bertengkar (pexels/TimurWeber)
Ilustrasi pasangan bertengkar (pexels/TimurWeber)

Bertindak tidak rasional

Jangan remehkan jika hal ini sering terjadi saat mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan dalam sebuah rumah tangga. Akan ada banyak percakapan yang penuh pertengkaran dan kesalahpahaman hanya karena Anda berdua selalu terpaku pada kepentingan pribadi, bukan kepentingan pasangan atau kepentingan bersama.

Humor buruk dan lelucon sarkastik

Setiap pasangan memiliki gaya dan selera humor yang berbeda. Namun, lelucon yang tidak menyenangkan dan kata-kata sarkastik saat berkelahi pada dasarnya adalah hal yang buruk. Anda dan pasangan mungkin sama-sama merasa terluka karenanya.

Ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar.  (freepik.com/cookie-studio)
Ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar. (freepik.com/cookie-studio)

Aksi defensif

Baca juga:
4 Tanda Karier Mulai Merusak Hubungan Anda dan Pasangan, Segera Atasi!

Jika Anda dan pasangan bersikap defensif satu sama lain, itu juga bisa menjadi tanda pernikahan yang tidak bahagia. Banyak orang sibuk membela diri ketika tahu dirinya bersalah tapi tidak mau mengakuinya. Selain itu, dalam pernikahan, ego pribadi tidak boleh menempati posisi teratas.